BAB 1
PENDAHULUANA
A.
ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Monumen
Nasional atau yang popular disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah salah
satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk megenangperlawanan dan
perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah belanda.Oleh sebab itu, dalam
karya tulis ini penulis memberikan memilih judul ³MONUMEN NASIONAL” Sebagai Monumen
Peringatan Untuk Mengenang Perlawanan Dan Perjuangan Rakyat Indonesia Melawan
Penjajah Belanda.
B.
PERUMUSAN PERMASALAHAN
Hal
yang dijadikan topik utama dalam karya tulis ini adalah
seputar Monumen Nasional. Dalam hal ini penulis bermaksud membahas sejarah
berdirinya,serta bagian-bagian dari monumen tersebut.
C.
TUJUAN
PENULISAN
Karya tulis ini di susun dengan tujuan :
1. Memahami kebudayaan-kebudayaan yang
ada di Indonesia.
2.
Untuk memenuhi syarat UAS
pada SMP N 1 Alian
3.
Memberikan dorongan siswa untuk belajar lebih rajin.
4.
Untuk mengenang jasa para rakyat Indonesia yang
telah gugur dalamperjuangan melawan penjajah Belanda.
5.
Untuk membangkitkan semangat tunas bangsa,
dengan kembali melihat perjuangan pahlawan pada jaman penjajahan Belanda
D.
METODE PENULISAN
Karya tulis ini di susun berdasarkan metode ±
metode penulisan sebagai berikut :
1.
Wawancara
Adalah suatu metode pengumpulan data dengan
bertanya langsung kepada narasumber untuk menyusun karaya tulis ini penulis
langsung mengajukan pertanyankepada guid
tour yang bertugas menjelaskan segala hal tentang MomunenNasional.
2.
Observasi
Adalah suatu
pengambilan data dengan cara mengamati langsung objek yang dikehendaki dalam
penyusunan karya tulis ini, penulis melihat dan mendatangilangsung Monumen nasional saat study
tour.
3.
Studi Pustaka/Referensi
Adalah suatu metode pengumpulan data dengan
cara membaca berbagai mediayang berhubungan dengan objek yang di kehendaki
dalam penyusunan karya tulis ini , penulis mengumpulkan data/literature dari
internet dan yang lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SEJARAH MONUMEN NASIONAL
Monas
atau Monumen Nasional merupakan icon kota Jakarta. Terletak dipusat kota
Jakarta, menjadi tempat wisata dan pusat pendidikan yang menarik bagi warga
Jakarta dan sekitarnya. Monas didirikan pada tahun 1959 dan diresmikan dua tahun
kemudian pada tahun 1961. Monas selalu ramai dikunjungi wisatawan
untuk melihat keindahan kota Jakarta dari puncak Monas, menambah wawasan
sejarah Indonesia di ruang diorama ataupun menikmati segarnya hutan kota seluas
kira-kira80 hektar di tengah kota Jakarta.
Sejarah Monas
Monas mulai dibangun pada bulan Agustus 1959.
Keseluruhan bangunan Monas dirancang oleh para arsitek Indonesia
yaitu Soedarsono, Frederich Silaban danIr. Rooseno. Pada tanggal 17 Agustus
1961, Monas diresmikan oleh Presiden Soekarno.
Dan mulai dibuka untuk umum sejak tanggal 12 Juli 1975. Sedangkan
wilayah taman hutan kota di sekitar Monas dahulu dikenal dengannama Lapangan
Gambir. Kemudian sempat berubah nama beberapa kali menjadi Lapangan Ikada,
Lapangan Merdeka, Lapangan Monas dan kemudian menjadi TamanMonas.Ukuran dan Isi
Monas Monas dibangun setinggi 132 meter
dan berbentuk lingga yoni. Seluruh bangunan
ini dilapisi oleh marmer.
Lidah Api
Di
bagian puncak terdapat cawan yang di atasnya terdapat lidah api dari perunggu yang tingginya 17 meter dan diameter 6
meter dengan berat 14,5 ton. Lidahapi ini dilapisi emas seberat 45 kg.
Lidah api Monas terdiri atas 77 bagian yang disatukan.
Pelataran Puncak
Pelataran puncak luasnya 11 x 11 m. Untuk
mencapai pelataran puncak,pengunjung bisa menggunakan lift dengan lama
perjalanan sekitar 3 menit. Disekeliling lift terdapat tangga darurat. Dari
pelataran puncak Monas, pengunjung bias melihat gedung-gedung pencakar langit
di kota Jakarta. Bahkan jika langit cerah,pengunjung
dapat melihat Gunung Salak di Jawa Barat maupun Laut Jawa dengan Kepulauan
Seribu.
Pelataran Bawah
Pelataran bawah luasnya 45 x 45 m. Tinggi dari
dasar Monas ke pelataran bawah yaitu 17 meter. Di bagian ini pengunjung
dapat melihat Taman Monas yang merupakan hutan kota yang indah.
Museum Sejarah Perjuangan
Nasional
Di
bagian bawah Monas terdapat sebuah ruangan yang luas yaitu MuseumNasional.
Tingginya yaitu 8 meter. Museum ini menampilkan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Luas dari museum ini adalah 80 x
80 m. Pada keempat sisi museum terdapat 12 diorama (jendela peragaan)
yang menampilkan sejarah Indonesia darijaman
kerajaan-kerajaan nenek moyang Bangsa Indonesia hingga G30S PKI. Selain
itu direncanakan untuk ditampilkan bendera pusaka dan naskah proklamasi yang
asli di dalam bangunan Monas. Di sini juga ditampilkan rencana pembangunan kota
Jakarta.
Taman Monas
Pijat Refleksi di Monas Anda juga dapat
menghilangkan rasa jenuh Anda dengan menikmati Taman Monas, yaitu sebuah hutan
kota yang dirancang dengan taman yang indah.Di taman ini Anda dapat
bermain bersama kawanan rusa yang sengaja didatangkan dari Istana Bogor untuk
meramaikan taman ini. Selain itu Anda juga dapat berolahraga di taman ini
bersama teman maupun keluarga.
Taman Monas juga dilengkapi dengan
kolam air mancur menari. Pertunjukan air
mancur menari ini sangat menarik untuk ditonton pada malam hari. Air
mancur akan bergerak dengan liukan yang indah sesuai alunan lagu
yang dimainkan. Selain itu ada juga pertunjukkan laser berwarna-warni pada air
mancur ini.
Bagi Anda yang ingin menjaga
kesehatan, selain berolahraga di TamanMonas, Anda pun dapat melakukan pijat
refleksi secara gratis. Di taman ini disediakan batu-batuan yang cukup tajam
untuk Anda pijak sambil dipijat refleksi. Ditaman ini juga disediakan beberapa
lapangan futsal dan basket
yang bisa digunakansiapapun.
Jika Anda
lelah berjalan kaki di taman seluas 80 hektar ini, Anda dapatmenggunakan
kereta wisata. Taman ini bebas dikunjungi siapa saja dan terbuka secaragratis untuk umum.
Wisata Monas
Untuk
mengunjungi Monas, ada banyak jenis transportasi yang dapat Anda gunakan. Jika Anda pengguna kereta api, Anda dapat menggunakan KRL
Jabodetabek jenis express yang
berhenti di Stasiun Gambir. Anda pun dapat menggunakan fasilitastransportasi
Bus Trans Jakarta. Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi, tersedia lapangan parkir khusus IRTI, atau Anda dapat
memarkir kendaraan Anda di StasiunGambir.5Untuk dapat masuk ke
bangunan Monas, Anda dapat melalui pintu masuk disekitar patung Pangeran
Diponegoro.
Lalu Anda akan melalui lorong bawah tanah untuk masuk ke Monas. Anda pun dapat melalui
pintu masuk di pelataran Monas bagian utara. Jam buka Monas adalah jam 9.00 pagi hingga jam 16.00
sore.
Monas dapat menjadi salah satu
pilihan Anda untuk berwisata bersama keluarga dan tempat mendidik anak-anak
untuk lebih mengenal sejarah Indonesia. Anda
pun dapat menikmati udara segar dari rindangnya pepohonan di Monas. Dan jangan lupa untuk menjaga kebersihan Taman Monas agar tetap indah untuk dinikmati
siapapun.
B.
KONSRUKSI
PAMERAN MONUMEN NASIONAL
Bentuk
tugas peringatan yang satu ini sangat unik. Sebuah batu obliks yangterbuat dari marmer yang berbentuk lingga
yoni symbol kesuburan ini tinggi 132 m. Di puncak Monumen Nasinal
terdapat cawan yang menopang berbentuk nyalaobor perunggu yang beratnya
mencapai 14.5 ton dan dilapisi emas 35 kg. lidah apiatau obor ini sebagai
symbol perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraihkemerdekaan. Pelantara
puncak dengan luas 11 X 11 dapat menampung sebanyak 50pengunjung. Pada
sekeliling badan elevator terdapat tangga darurat yang terbuat daribesi.
Dari
pelataran puncak, 17 m lagi ke atas, terdapat lidah api, erbuat dariperunggu seberat 14.5 ton dan berdiameter 6 m,
terdiri dari 77 bagian yang disatukan.Pelataran puncak tugu berupa ³ Api
Nan Tak Kunjung Padam´ yang berartimelambangkan bangsa Indonesia agar dalam
berjuang tidak pernah surut sepanjangmasa. Tinggi pelataran cawan dari dasar 17
m dan ruang museum sejarah 8 . luaspelataran yang berbentuk bujur sangkar,
berukuran 45 x 45 m, meruakan pelestarianangka keramat Proklamasi Kemerdekaan
RI ( 17-08-45 ).
Panjang
kawasan Monas, yang akan menaiki pelataran tugu puncak Monas atau museum, dapat
melalui pintu masuk di seputar plaza taman Medan Merdeka, dibagian utara Taman
Monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan patung Pengeran Diponegoro
yang sedang menunggang kuda, terbuat dari perunggu seberat 8ton.
Patung itu
dibuat oleh pemahat Italia, Prof. Coberlato sebagai sumbangan oleh Konsulat
Jendral Honores, Dr Mario di Indonesia. Melalui terowongan yang berada 3m di
bawah taman dan jalan silang Monas inilah, pintu masuk pengunjung ke
tugupuncak Monas yang berpagar ³Bambu Kuning´Lanadasan dasar Monas setinggi 3
m, di bawahnya terdapat ruang museumsejarah perjuangan nasional dengan ukuran
luas 80 x 80 m, dapat menampungpengunjung
sekitar 500 orang.Pada keempat sisi ruangan terdapat 12 jendela peragaan
yang mengabadikanperistiwa sejak zaman kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia.
Keseluruh dinding,
tiang dan lantai berlasan marmer. Selain itu, ruang kemerdekaan berbentuk namphitheater
yang terletak di dalam cawan tugu Monas, menggambarkan atribut petakepulauan.
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kemerdekaan RI, bendera merahputih dan lambing Negara dan pintu gapura yang
bertulis naskah ProklamasiKemerdekaan Republik Indonesia.Di dalam bangunan Monumen nasional ini juga terdapat museum dan
aulauntuk bermeditasi. Para pengunjung dapat naik hingga ke atas dengan
menggunakan elevator. Dari atau Monumen Nasional dapat dilihat kota Jakarta
dari puncak.
C.
BANGUNAN LAIN DISEKITAR MONUMEN NASIONAL
Disekitar
Monumen Nasional terdapat bangunan-bangunan lain yangmendukung seperti Taman
Monas, Lapangan Monas dan wisata Monas.
1. Lapangan Merdeka
Lapangan
merdeka, dimasa setelah itu, terdapat tahun1960, Presiden Soekarnoyang terkenal
punay pemikiran yang “futuristrik” merencanakan membangun sebuah tugu,
monument, yang bias meningkatkan orang akan Indonesia, dibantu oleh penasehat
ruseno dan arsitek Soedarsono, di arel seluas 80 hektar, tuguperingatanyang
didirikan untuk mengenang peralawanan dan perjuangan rakyatmelawan penjajah
Belanda ini diselesaikan secara fisik tahun 1967, dengan biaya7 milyar yang di
dapat dari sumbangan seluruh rakyat Indonesia, tugu peringatannasionala ini
kemudian lebih di kenal sebagai tugu Monas. Ada lelucon yangmenyebutkan kalau
Tugu Monas ini sebagai “The Last Erection
of Soekarno”.
Di
masa itu, Soekarno sebenarnya mempunyai 2 buah proyek, yang pertamamembangun
Tugu Monas ini dan yang lain adalah membangun masjid Istiglal,dan karena ide
pembangunan Tugu Monas ini mendapat tantangan dari berbagaipihak yang
menganggap ini sebagai suatu
pemborosan biaya yang sia-sia, justru Soekarno memilih untuk
menyelesaikan tugu ini terlebih dahulu, dengan pemikiran, kalau setelah
pembangunan ini selesai dan ada sesuatu terjadi dengannya, maka penerusnya
pasti akan meneruskan rencana untuk membangunMasjid Istiglal, yang belum tentu
terjadi kalau dia membangun Masjid Istiglal terlebih dahulu.Bentuk tugu
peringatan yang satu ini sangat unik. Sebuah batu obelik yang terbuat dari marmer yang berbentuk lingga yoni s ymbol kesuburan
ini, juga symbol negative dan positif, tingginya 137 meter melambangkan
dan mencerminkanidentitas, sejarah dan cita-cita bangsa Indonesia, di bangun
untuk mengenang danmenandai kebebasan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta
menimbulkaninspirasi bagi generasi sekarang dan gemnerasi masa mendatang dalam
mengisikemerdekaan.
Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang berbentuk
nyala obor perunggu yang beratnya
mencapai 14.5 ton dan mulanya dilapisi emas 35 kg.Dan waktu 17
Agustus 1995, lapisan emas itu ditambah lagi 15 kg sebagai hadiah kemerdekaan
Indonesia yang ke 50, yang merupakaan sumbangan dari parapengusaha di Indonesia.
Konon kalau kita melihat emas yang ada di atasMonumen ini diwaktu
malam,disinari lampu lampu, dari arah Istana Negara,lengjungan lidah api itu
akan membentuk seorang wania memakai kebaya, duduk bersimpuh menghadap
Istana.Kalau kita memasuki ruangan yang ada di dasar monument ini, kita
akanmenjumpai beberapa ruangan, diantaranya ruang museum sejarah, jendela
jendela peraga pada keempat dindingnya menggambarkan sejarah perjuangan
bangsadalam bentuk 48 buah diorama, diantaranya diorama Proklamasi Kemerdekaan,disini
kita bias mendengar suara dari Presiden Soekarno keika tengah membacakan
Proklamasi dan diorama Kesaktian Pancasila.
2.
Lapangan Monas
Lapangan
Monas, tugu Monumen Nasional resmi dibuka untuk umum ada tanggal12 Juli 1975
dengan SK Gubernur DKI, Ali Sadikin. Di sekeliling tugu terdapattaman, dua buah
kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga. Pada hari-hari libur,
Minggu atau hari libur Sekolah banyak masyarakat yangberkunjung dapat naik
hingga keatas dengan mengunakan elevator. Dari Monumen Nasional dapat di
lihat kota Jakarta yang semakin padat sampai ketepian laut jawa, dengan catatan
kalau tidak tertutup kabut polusi.Dulu untuk memasuki monument ini kita
melewati lorongan bawah tanah yang dinding dindingnya tertutup marmer, pintu
masuk utama yang dirancang arsitek Indonesia tersohor di masa Bung Karno,
yaitu bapak Soedarsono. Trowongan itu berada didekat patung Pangeran
Diponegoro, yang merupakan hadiah dari hasilkarya pemahat Italia tersohor, Prof
Corbltado.Terowongan itu kini tidak jelas nasibnya. Sebab, pintu masuk tak lagi
melalui trowongan itu, dengan alas an terlalu jauh dari lokasi parkir.
Pengelola Tugu Monas yang ditangani Kantor Pengelola Taman Monas.Informasi
tentang Monas pun kini minim. Tak seperti dulu, setiap pengunjung yang masuk
dibagikan brosur ataupun buku panduan wisata ke Monas. Sekarang, hanya
pengunjung yang kritis dan meminta brosur sajalah yang di berikan brosur.
3.
Taman Monas
Taman
Monas, Sekarang pengnjung yang baru pertama kali dating ke lokasi wisata ini
harus berputar mengelilingi kawasan Monas dan bertanya kepada para pertugas banpol
yang berjaga di seiap pintu masuk. Barulah mereka menemukan lokasi parker,
yakin berada di sisi selatan atau tempatnya di seberang Gedung Balaikota DKI.
Setelah masuk, para pengunjung harus berjalan kaki sekitar sau
kilometer untuk bias mencapai monument itu.
Kawasan
aman Monas ini, dulu pernah dijadikan kawasan tempat diselenggarakannya
“Jakarta Fair” sebelum dipindahkan ke kawasan Kemayoran sampai sekarang, pernah
menjadi kawasan untuk penanaman “sejuta pohon” pernah dijadikan kawasan dengan binatang dan burung-burung di dalamnya dilindungi,
pernah menjadi kawasan “Tabligh akhbar sejuta Umat” dan menjadi kawasan favorit
untuk demonstrasi para mahasiswa, tempat bermain sepatu roda.Tahun 1811, Sir
Thomas Stamford Raffles mendaangkan 12 ekor rusa totol (Axisaxis) yang
berbulu kemerahan dengan totol-totol puih dan tanduk yang megah dari India,
rusa-rusa ini dilepaskan di Halaman Istana Bogor, dan sekarang Populasinya ada
500 ekor, dan sekitar seratus tahun kemudian , Sutiyoso ternyataberniat juga untuk memindahkan 11 ekor rusa dari
Istana bogor mengisi halamandari Lingkungan Monas ini, dengan
harapan , rusa-rusa tersebut bias berkembangbiak, dan jadi hiburan rakyat
Jakarta, hanya ternyata rencana ini terbentur ijin dariSekertaris Negara,
padahal sudah sekian banyak biaya dikeluarkan untuk menciptakan kawasan
yang “Rusa Freidly” jadi Sutiyoso
terpaksa meminjam 11ekor rusa tutul hasil penangkaran Badan Intelejen(BIN) dan
Kebun Binatang Ragunan(KBR) Jakara. Sayangnya, salah seekor rusa yang
³dialihkan´ dari BIN dan KBR itu mengalami stress dan ayan, lalu mati muda ,
dan walaupun adabanyak kritik dan protes terhadap rencana ini, Sutiyoso tetap
bersih kukuh dan rencana mempelihara rusa di bagian Taman Monas akhirnya
terealisasi padat anggal 22 Juni 2003,
bertepatan dengan HUT DKI Jakarta ke 476.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Setelah penulis
selesai menguraikan berbagai hal tentang Monumen Nasional,Maka penulis
menyimpulkan sebagai berikut :
1.
Monumen Nasional merupakan sebagai salah satu
dari monument peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan
perjuangan rakyat melawan penjajah Belanda.
2.
Monumen Nasional melambangkan semangat juang
bangsa Indonesia dalam berperang merebut kemerdekaan, yang dilambang kan pada
tugu dan api abadi di puncak.
3.
Monas menunjukan keagungan Negara Indonesia tak
hanya kota Jakarta.
4.
Monumen Nasional selalu
berkembang menjadi lebih baik dari
waktu-kewaktu.
B.
SARAN-SARAN
Berdasarkan
pengamatan penulis terhadap Monumen Nasional, penulis bermaksud menyampaikan saran
yang penulis harap dapat berguna. Adapun saran dari penulis adalah
sebagai berikut:
1.
Kepada Sekolah, penulis harap kegiatan “study tour” ini tetap berjalan dengan
tujuan-tujuan lain lebih bervariasi dan mengandung nilai sejarah yang tinggi.
2.
Kepada Pengelola Monumen Nasional, penulis
berharap Mnumen Nasional tetap berkembang menjadi lebih baik dari waktu
ke waktu.
3.
Kepada pengunjung, penulis berharap pengunjung
dapat menjaga keamanan, keindahan dan ketertiban di Monumen Nasional.
4.
Kepada warga Indonesia, penulis berharap untuk
selalu menjaga ketertiban di Monumen Nasional . jangan sampai terjadi kerusuhan
atau kekerasan yang dapat merusak Tugu Nasional tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar