Prosedur pengelasan adalah suatu
perencanaan untuk pelaksanaan pengelasan yang meliputi cara pembuatan kontruksi
las yang sesuai dengan rencana dan spesifikasinya dengan menentukan semua hal
yang diperlukan dalam pelaksanaan tersebut. Karena itu mereka yang menentukan
prosedur pengelasan harus mempunyai pengetahuan dalam teknologi las, dapat
menggunakan pengetahuan tersebut dan mengerti tentang efisiensi dan ekonomi
dari aktivitas produksi. Untuk setiap pelaksanaan pekerjaan harus dibuat
prosedur tersendiri secara terperinci termasuk menentukan alat yang diperlukan
yang sesuai dengan rencana pembuatan dan kwalitas produksi. Dibawah ini akan
diterangkan cara-cara dasar dalam membuat prosedur pengelasan untuk krontuksi
baja pada umumnya.
Dalam memilih proses pengelasan
harus dititik beratkan pada proses yang paling sesuai untuk tiap tiap sambungan
las yang ada pada kontruksi. Dalam hal ini tentu dasarnya efisiensi yang
tinggi, biaya murah, penghematan tenaga penghematan energi sejauh mungkin.
Proses pengelasan yang dipilih harus sudah ditentukan dalam tahap perencanaan
kontruksi. Dalam pemilihan ini sebaiknya dibicarakan diantara tiga pihak yaitu
pihak berencana, pihak pelaksana dan pihak peneliti dilaboratorium dengantitik
berat pada pelaksana. Dalam penentuan ini dengan sendirinya harus
dipertimbangkan juga alat yang akan digunakan, latihan bagi pekerja bia
diperlkan, persetujuan dari pihak keselamaatan kerja, penentuan cara peeriksaan
dan lain sebagainya.
Bila proses pengelasan telah
dirtentukan untuk tiap tiap sambungan maka tahap nerikutnya adalah menentukan
syarat syarat pengelasan, urutan pangelasan dan persiapan pengelasan, baru
setelah itu harus ditenhtukan cara cara menghilangkan deformasi dan laku panas
yang diperlukan.
Persiapan pengelasan
Mutu dari hasil pengelasan
tergantung dari pengerjaan las nya itu sendiri juga sangat tergantung dari
persiapanya sebelum pelaksaanan pengelasan, Karena itu persiapan pengelasan
harus mendapatkan perhatian dan pengawasan yang sama dengan pelaksanaan
pengelasan, Persiapan umum dalam pengelasan meliputi penyediaan bahan,
pemilihan mesin las, penunjukan juru las, penentuan alat perakit dan beberapa
hal lainya lagi.
Dalam menentukan alat alat,
disamping menentukan lasnya itu sendiri hal yang juga tdak kalah pentingnya
adalah penentuan alat perait atau alat bantu. Alat perakit ini adalah alat alat
khusus yang dapat memegang dengan kuat bagian bagian yang akan dilas sehingga
hasil pengelasan mempunyai bentuk yang tepat. Jadi pemilihan alat bantu yang
tepat akan menentukan ketelitian bentuk akhir dan akan mengurangi waktu
pengelasan. Alat perakit dalam pengelasan dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu
kelompok yang memegang bagian-bagian yang akan dilas pada tempatnya sehingga
memudahkan pengelasan dan yang kedua adalah pemegang yang dapat
menahan perubahan dari bentuk
konstruksi
Persiapan bagian yang akan dilas
Persiapan sisi lasØ
Setelah penentuan proses pengelasan
maka geometri sambungan harus ditentukan dengan memperhatikan tigkatan teknik
dari begian pembuatan, sifat keampuan pengerjaan nya dan kemungkinan
penghematan yang akhirnya tertuju pada bentuk alur.
Posisi pengelasan dan alat pemegangØ
Posisi pengelasan yang terbaik
dilihat dari sudut kwalitas sambungan dan efisiensi pengelasan adalah pasisi
datar, Karena itu dalam manentukan urutan perakitan, landasan perakitan alat
perakit harus mengusahakan sejauh mungkin menggunakan posisi datar.
Las ikat dan perakitanØ
Dalam penyetelan ini sering sekali bagian
bagian harus dihubungkan satu sama lain dengan lasan pendek-pendek pada tempat
tempat tertentu yang dinamakan las ikat
Pemeriksaan dan perbaikan alurØ
Bentuk dan ukuran alur turut
menentukan mutu lasan, karena itu pemeriksaan terhadap ketelitian bentuk dan
ukuran nya harus juga dilakukan pada saat sebelum pengelasan.
Pembersihan alurØ
Kotoran-kotoran seperti karat,
terak, minyak, air dan lain sebagainya bila tercampur dengan logam las dapat
menimbulkan cacat las seperti retak, lubang halus dan lain sebagainya yang
dapat mambahayakan kontruksi, karena itu kotoran-kotoran itu harus dibersihkan
sebelum pelaksanaan pengelasan. Pembersihanya yaitu dengan cara mekanik atau
cara kimia
Welding Procedure Specification
WPS adalah standar pengelasan tertulis berisikan
guideline/ pedoman bagi welder. Dokumen Persyaratan Code lain dpt pula
disediakan untuk menyediakan arahan dalam pekerjaan pengelasan. Standar &
Code per disiplin:
- Structural (US : AWS D1.1, Europe : EEMUA 158)
- Piping (ASME/ANSI Section IX)
- Pipeline (API 1104)
- client requirement
WPS yg baik selalu didukung pula dgn PQR (Procedure
Qualification Record). PQR adl dokumen data pengelasan pada sample pengujian
dimana tdp hasil tes. Pada umumnya parameter2 aktual yg digunakan akan lbh
sedikit saat dilakukannya proses pengelasan lapangan. PQR yg baik akan
memberikan parameter penting termasuk parameter tambahan yg dipersyaratkan pada
proses pengelasan. Sedangkan variable/parameter lainnya dapat pula digunakan
sbg pilihan. Salah satu contoh variabel penting adl kuat tarik dari kawat
las sedang yg variabel lain spt pembersihan metal dgn sikat/brush.
Faktor2 penting yg ada dlm prosedur pengelasan (Welding
procedure):
- Jenis Join/sambungan
- Jenis logam dasar
- Logam pengisi
- Elektroda/fluks
- Panas
- Posisi
Contoh suatu kawat las dgn kelas E 7016; berarti
70 ksi, angka 1 berarti untuk semua posisi pengelasan, angka 6 berarti kadar
hidrogen rendah. Perlu diingat bahwa setiap WPS yg tlh dibuat akan mengacu pada
standar klien dmn diterapkan di lapangan sebagaimana pada tes las yg tlh
dilakukan. Pada kasus tertentu, prosedur ini dpt digunakan pd tmpt lain selama
kontraktor dpt menunjukkan sistem akan sama. Berikut adalah jenis2 pengelasan:
- SMAW (Shielded Metal Arc Welding)
- SAW (Submerged Arc Welding)
- GMAW (Gas Metal Arc Welding)
- FCAW (Flux Cored Arc Welding)
- GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar