Globalisasi merupakan sebuah titik sentral dalam berbagai agenda Intelektual
dan politik yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan krusial tentang apa yang
oleh banyak orang dipandang fundamental dan dinamis yang terjadi saat ini dan
dalam konteks globalisasi dapat diganti dengan sebuah istilah yang mengandung
nilai deskriptif dan kekuatan penjelas lebih besar, yakni Imperialisme anak
dari Kapitalism yang selama ini meronrong bumi Pertiwi Indonesia.
Bila melihat kenyataan peran pemuda masa kini sangat berbeda jauh dengan
peranan pemuda pada era sebelumnya. Pemuda kini hidup dalam dunia yang
serba-pragmatis sebagai imbas dari guliran budaya globalisai yang merasuk
budaya Indonesia lewat perkembangan teknologi dan informasi yang sangat
memikat. Walaupun globalisasi tidak selalu membawa dampak Negatif, tetapi ada
juga positifnya. Namun globalisasi di Indonesia lebih banyak berdampak Negatif,
seperti pola hidup masyarakat yang menjadi lebih konsumtif, hedonis, dan materialistic.
Akibatnya, pemuda kini tidak lagi mempersoalkan masalah Globalisasi dalam
tataran kebangsaan.
Tantangan semakin berat bagi pemuda dalam menghadapi wabah Globalisasi yang
semakin sarat akan kepentingan dan dinamis. Persatuan dan kesatuan terancam
oleh berbagai persoalan kebangsaan. Perubahan yang diharapkan akan segera
terjadi pasca rezim Suharto tumbang ternyata tidak juga terjadi. Bahkan
reformasi dibawah kepimpinan presiden Habibie, Abdulrahman Wahid, Megawati,
Susilo Bambang Yudhoyono keadaan Indonesia tidak banyak mengalami perubahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar