Selasa, 03 Februari 2015

Makalah Dasar-Dasar Pendidikan



 BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Pendidikan seperti sifat sasarannya yaitu manusia,mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu,maka tidak sebuah batasan pun yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap.Batasan tentang pendidikan yang di buat oleh para ahli beraneka ragam,dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain.Peredaan tersebut mungkin karena orientasinya,konsep dasar yang digunakan,aspek yang menjadi tekanan,atau karena fahsafat yang melandasinya. Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu.Landasan dan asas tersebut sangat penting,karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu.


Dengan wawasan pendidikan yang tepat,serta dengan menerapkan asas-asas pendidikan yang tepat pula, akan dapat memberi peluang yang lebih besar dalam merancang dan menyelenggarakan program pendidikan yang tepat wawasan itu akan memberikan prespektif yang lebih luas terhadap pendidikan baik dalam konseptual maupun operasional.

B.RUMUSAN MASALAH

Agar persoalan yang dikaji dalam makalah ini dapat terarah, maka perlu dirumuskan masalahnya sebagaimana berikut:
1.      Bagaimanakah konsep pendidikan seumur hidup dan berbagai implikasinya?
2.      Bagaimakah peran keluarga dan masyarakat dalam pendidikan?

C.    TUJUAN

Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1.      Untuk mengetahui konsep pendidikan seumur hidup dan berbagai implikasinya
2.      Untuk mengetahui peran keluarga dan masyarakat dalam pendidikan




BAB II
PEMBAHASAN

A.    KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP DAN BERBAGAI IMPLIKASINYA
a.    Konsep Pendidikan Seumur Hidup
Dalam GBHN dinyatakan bahwa “pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu, pendidikan ialah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah”. Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan suatu aas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus-menerus (kontinu) dari bayi sampai meninggal dunia. Konsep ini sesuai dengan konsep islam seperti yang tercantum dalam hadis Nabi Muhammad SAW., yang menganjurkan untuk belajar mulai dari buaian sampai ke liang kubur.
1.      Pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah
Di dalam UU Republik Indonesia No.2 Tahun 1989 tentang system Pendidikan Nasional Pasal 10 Ayat (1), pendidikan itu hanya dibagi dua, yaitu pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah. Pendidikan luar sekolah dibagi pula yang dilembagakan dan yang tidak dilembagakan.
Dalam konsep pendidikan seumur hidup pendidkan sekolah, pendidikan luar sekolah yang dilembagakan, dan yang tidak dilembagakan ssaling mengisi dan saling memperkuat.
Philip H. coombs mengklasifikasikan pendidikan ke dalam tiga bagian, yaitu pendidikan informal (pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan) pendidiakan formal (pendidiakan sekolah) pendidikan non-formal (pendidikan luar sekolah yang dilembagakan). Kata-kata “pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan”,”pendidikan sekolah”,dan “pendidiakan sekolah yang dilembagakan” merupakan istilahyang digunakan dalam UU sistem Pendidika Nasional din atas.
a)      Pendidikan luar sekola yang tidak dilembagakan
Pendidikan luar sekolah yang tdak dilembagakan adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, pada umumnyatidak teratur dan tidak sistematis, sejak seseorang lahir sampai mati, seperti di dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar, atau didalam pergaulan sehari-hari.
Walaupun demikian, pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan seseorang, karena dalam kebanyakan masyarakat pendidiakan luar sekolah yang tidak dilembagakan berperan pentin g melalui keluaga, massyarakat dan pengusaha.
b)      Pendidikan sekolah
Pendidika sekolah adalah pendidikan di sekolah, yang teratur, sistematis, mempunyai jenjang dan yang dibagi melalui waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak smpai pergiruan tinggi. Akan tetapi, saat ini sekolah bukan satu-satunya tempa bagi setiap orang untuk bekajar. Namun, kita menyadari bahwa sekolah merupakan tempat dan periode yang sangat strategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorsng untuk membina dalam menghadapi masa depannya.
c)      Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan
Pendidikan luar seklah yang dilembagakan adalah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah dan berencana di luar kegiatan persekolahan. Dalam hal ini, tenag pengajar, fasilitas, cara penyampaian, dan waktu yang dipakai, serta komponen-komponen lainnya yang disesuaikan dengan keadaan peserta, atau peserta didik supaya mendapatkan hasl yang memuaskan. Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan bersifat fungsional dan praktis, serta pendekatannya lebih fleksibel. Calon peserta didik ( raw-input ) pendidikan luar sekolah yang dilembagakan, yaitu:
-          penduduk usia sekolah yang tidak pernah mendapat keuntungan/kesepakatan memasuki sekolah.
-          Orang dewasa yang tidak pernah bersekolah.
-          Peserta didik yang putus sekolah ( drop-out ), baik dari pendidiakn dasar, menengah dan pendidikan tinggi.
-          Peserta didk yang telah lulus satu system pendidikan sekoalh, tetapi tidak dapat melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.
-          Orang yang telah bekerja, tetapi ingin menambah keterampilan lain.
Di samping pendekatan yang fleksibel hendaknya dapat pula digunakan pendekatan yang luas dan terintegrasi, agar siapa saja dapat belajar lebih lanjut berdasarkan keterampilan pertama yang telah mereka peroleh, serta mengisi segala kekurangan yang menghambat usaha mereka ke arah hidup yang lebih baik. Dengan kata lain, pendidikan luar sekolah yang di lembagakan dapat memperkuat pendidiakn luar sekolah yang tidak dilembagakan.
2.      Dasar pemikiran Pentingnya Pendidikan Seumur Hidup
Ada bermacam-macam dasar pemikiran yang menyatakan bahwa pendidikan seumur hidup sangat penting. Dasar pemikira tetsebut ditinjau dari beberapa segi, antara lain :
a)      Ideologis
Semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak yang sama, khususnya hak untuk mendap[atkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan serta keterampilannya. Pendidikan seumur hidup akan memungkinkan seseorang mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya.
b)      Eknomis
Cara yang paling efektif untuk keluar dari “linkungan setan kemelaratan” yang menyababkan kebodohan, dan kebodohan menyebabkan kemelaratan ialah melalui pendidikan. Pendidikan seumur hidup memungkinkan seseorang untuk:
-          Meningkatkan produktivitas
-          Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimiliki
-          Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih menyenangkan dan seha
-          Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi sangat besar dan penting.
c)      Sosiologis
Para orang tua di Negara berkembang kerap kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anaknya. Karena itu, anak-anak mereka sering kurang mendapatkan pendidikan sekolah, putus sekolah atau tidak bersekolah sama sekali. Denga demikian pendidikan seumur hidup bagi orang atas masalh tersebut.
d)     politis
Pada Negara demokrasi hendaknya seluruh rakyat menyadari penting hak milik, dan memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR dan lain-lain. Karena itu, pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada setiap orang. Dengan demikian, maka inilah yang menjadi tugas pendidikan seumur hidup.
e)      Teknologis
Dunia dilanda oleh eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi para sarjana, teknisi, dan pemimpin di Negara berkembang perlu memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka, seperti yang dilakukan oleh para sejawat mereka di negara maju.
f)       Psikologi dan pedadogis
Perkembangan IPTEK yang pesat mempunyai pengaruh besar terhadap konsep, teknik dan metode pendidikan. Selain itu, perkembangan tersebut menyebabkan makin luas, dalam dan kompleksnya ilmu pengetahuan. Akibatnya, tidak mungki lagi diajarkan seluruhnya kepada peserta didik di sekolah. Karena itu, tugas pendidikan sekolah yang utama sekarang ialah mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus-menerus sepanjang hidup; memberikan keterampilan kepada peserta didik untuk secara cepat, dan mengembangkan daya adaptasi yang besar dalam diri peserta didik. Untuk itu semua, perlu diciptakan kondisi yang merupakan penerapan atas pendidikan seumur hidup.
Dalam pendidikan seumur hidup dikenal dengan adanya 4 macam konsep kunci, yaitu :
-          Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri
-          Konsep belajar seumur hidup
-          Konsep pelajar seumur hidup
-          Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup
3.      Arah Pendidikan Seumur Hidup
Pada umumnya pendidkan seumur hidup diarahkan pada orang-orang dewasaa dan pada anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang sangat dibutuhkan di dalam hidup.
a)      Pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa
Sebagaimana generasi penerus, kaum muda/dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup ini dalam rangka pemenuhan “self interest” yang merupakan tuntunan hidup mereka sepanjang masa. Diantara self interest tersebut, kebutuhan akan baca tulis bagi mereka umumnya dan latihan kleterampilan bagi para pekerja, sangat membantu mereka untuk menghadapi situasi dan persoalan-persoalan penting yang merupakn kunci keberhasilan.
b)      Pendidikan seumur hidup bagi anak
Pendidikan seumur hidup bagi anak, merupakan sisis lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan olah karena anak akan menjadi “ tampat awal” bagi orang dewasa nantinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang yang besar bagi pembangunan pada masa dewasa dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan. Proses penddiakan menekankan pada metodologi yang mengajar oleh karena pada dasarnya pada diri anak harus tertanam kunci belajar dan kepribadian belajr yang kuat. Program kegiatan disusun mulai peningkatan kecakapan baca tulis, keterampilan dasar da mempertinggi daya pikir anak, sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar, berpikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang akan dating.
b.    Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup pada Program-program pendidikan
Implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh W.P. Guruge, dalam garis besarnya dapat dikelompokkan dalam enam kategori, sebagai berikut :
a)      Pendidikan baca tulis
b)      Pendidkan vokasional
c)      Pendidikan professional
d)     Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan
e)      Pendidikan kewargaan nengara dan kedewasaa politik
f)       Pendidikan cultural dan penngesian waktu luang
c.    Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup dan Sasaran Pendidikan
Adapun mengenai implikasi konsep pendidikan seumur hidup ini pada sasaran pendidikan W.P. Guruge juga mengklasifikasikan dalam enam kategori, masing-masing dengan prioritas programnya.
a)      Para buruh petani
b)      Golongan remaja yang terganggu pendidikan sekolahnya
c)      Para pekerja yang berketerampilan
d)     Golongan technicians dan professionals
e)      Para pemimpin dalam masyarakat
f)       Golongan anggota masyarkat yang sudah tua

B.     PERAN KELUARGA DAN MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN
a.    Peran Keluarga
Dilihat dari segi pendidikan, keluarga merupakan satu kesatuan hidup (sistem nasional), dan keluarga menyediakan situasi belajar. Sebagai satu kesatuan hidup bersama (sistem sosial), keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ikatan kekeluargaan membantu anak mengembangkan sifat persahabatan, cinta kasih, hubungan antarpribadi, kerja sama, disiplin, tingkah laku yang baik, serta pengakuan akan kewibawaan. Sementara itu, yang berkenaan dengan keluarga menyediakan situasi belajar, dapat dilihat bahwa bayi dan anak sangat bergantung kepada orang tua, baik karena keadaan janiahnya maupun kemampuan intelektual, sosisal, dan moral. Bayi dan anak belajar menerima dan meniru apa yang diajarkan oleh orang tua.
Sumbangan keluarga bagi pendidikan anak-anak adalah sebagai berikut:
a)      Cara orang tua melatih anak untuk menguasai cara-cara mengurus diri, seperti cara makan, buang air, berbicara, berjalan, berdoa, sungguh-sungguh membekas dalam diri anak karena berkaitan erat dengan perkembangan dirinya sebagai peribadi.
b)      Sikap orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak. Sikap menerima atau menolak, sikap kasih saying atau acuh tak acuh, sikap sabar atau tergesa-gesa, sikap melindungi atau membiarkan secara langsung mempengaruhi reaksi emosional anak.
Sangat wajar dan logis jika tanggung jawab pendidikan terletak  di tangan kedua orang tua dan tidak bisa dipikulkan kepada orang lain karena ia adalah darah dagingnya, kecuali berbagai keterbatasan orang tua ini. Maka sebagian tanggung jawab pendidikan dapat dilimpahkan kepada orang lain yaitu sekolah.
Tanggung jawab pendidikan yang perlu disandarkan dan dibina oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain:
a)      Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan karena si anak memerlukan makan, minum, dan perawatan agar ia dapat hidup secara berkelanjutan;
b)      Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya;
c)      Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya kelak sehingga bila ia telah dewasa mampu berdiri sendiri dan membantu orang lain;
d)     Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah Swt, sebagai tujuan akhir hidup muslim.
Adanya kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara kontinu perlu dikembangkan kepada setiap orang tua sehingga pendidikan yang dilakukan tidak berdasarkan kebiasaan yang dilihat dari orang tua, tetapi telah didasari oleh teori-teori pendidikan modern, sesuai dengan perkembangan zaman yang cenderung selalu berubah. Tugas utama keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.

b.   Peran Masyarakat terhadap Pendidikan
     Sebagaimana yang dikemukakan terdahulu, bahwa masyarakat merupakan lembaga ketiga sebagai lembaga pendidikan, dalam konteks penyelenggaraan pendidikan itu sendiri besar sekali perannya. Bagaimanapun kemajuan dan keberadaan suatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh peran serta masyarakat yang ada. Tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat, jangan diharapkan pendidikan dapat berkembang dan tumbuh sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu, sebagai salah satu lingkungan terjadinya kegiatan pendidikan, masyarakat mempunyai pengaruh sangat besar terhadap belangsungnya segala aktivitas yang menyangkut masalah pendidiakan. Apalagi bila dilihat dari materi yang digarap, jelas kegiatan pendidikan baik yang termasuk jalur pendidikan sekolah maupun yang jalur pendidikan luar sekolah, berisikan generasi muda yang akan meneruskan kehidupan masyarakat itu sendiri. Untuk iu bahan apa yang akan diberikan kepada anak didik sebagai generasi tadi harus disesuaikan dengan keadaan dan tuntunan masyarakat dimana kegiatan pendidikan berlangsung.
Berikut ini adalah beberapa peran dari masyarakat terhadap pendidikan (sekolah).
a)      Masyarakat berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah.
b)      Masyarakat berperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap membantu dan mendukung cita-cita dan kebutuhan masyarakat.
c)      Masyarakatlah yang ikut menyediakan tempat pendidikan seperti gedung-gedung museum, perpustakaan, panggung-panggung kesenian, kebun binatang, dan sebagainya.
d)     Masyarakat yang menyediakan berbagai sumber untuk sekolah. Mereka dapat diundang ke sekolah untuk memberikan ketrangan-keterangan mengenai suatu masalah yang sedang dipelajari anak didik. Orang-orang yang mempunyai keahlian khusus banyak sekali terdapat di masyarakat, seperti petani, peternak, saudagar, polisi, dokter, dan sebagainya.
e)      Masyrakatlah sebagai sumber pelajaran atau laboratorium tempat belajae.
     Dengan demikian, jelas sekali bahwa peran masyarakat sangatlah besar terhadap pendidikan sekolah. Untuk itu, sekolah perlu memanfaatkannya sebaik-baiknya, paling tidak bahwa pendidikan harus dapat mempergunakan sumber-sumber pengetahuan yang ada di masyarakat dengan alasan sebagai berikut.
a)      Dengan melihat apa yang terjadi di masyarakat, anak didik akan mendapatkan pengalaman langsung (first hand experience) sehingga mereka dapat memiliki pengalaman yang konkret dan mudah diingat.
b)      Pendidikan membina anak-anak yang bersal dari masyarakat, dan akan kembali ke masyarakat.
c)      Di masyarakat banyak sumber pengetahuan yang memungkinkan guru sendiri dalam mengetahuinya.
d)     Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan orang-orang yang terdidik dan anak didik pun membuthkan masyarakat.



BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN

     Pendidikan seumur hidup atau life long education merupakan suatu proses pendidikan yang terus-menerus (kontinu) dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat dari bayi sampai meninggal dunia. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama.  Pendidikan seumur hidup memiliki implikasi, yaitu pada program-program pendidikan yang meliputi: pendidikan baca tulis, kejuruan, professional, ke arah perubahan dan pembangunan, kewarganegaraan negara dan kedewasaan politik, serta kultural dan pengisian waktu luang. Dan sasaran pendidikan.meliputi: para buruh dan petani, remaja putus sekolah, pekerja yang berketerampilan, teknisi dan profesionalis, pemimpin masyarakat dan golongan masyarakat yang sudah tua.
     Besarnya pengaruh peranan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan  untuk memajukan pendidikan terlebih lagi apabila terjalinnya komunikasi yang baik antara keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk membentuk anak didik yang berpendidikan baik dari sikap, perilaku, dan agamanya. Ketiga hubungan ini menjadikannya sebagai sumber pelajaran yang baik bagi perkembangan pendidikan yang terus berkembang.

B.     SARAN

      Melalui adanya pendidikan, anak akan dibekali dengan penalaran, keterampilan, dan sikap makarya, sehingga anak mampu berkembang dengan lebih baik. kami berharap pemerintah memberikan sarana dan prasara pendidikan yang lebih baik, agar anak dari usia dini terbekali dengan pendidikan yang layak untuk mereka di hari esok.

 

DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah. Dasar-dasar llmu Pendidikan . Ed. Revisi. Jakarta. Rajawali Pers. 2009.

M. Arifin  - Aminuddin Rasyad, Dasar-dasar Kependidikan, Dirjen. Bimbingan lslam dan  Universitas Terbuka, Jakarta, 1991.

Tap MPR Nomor ll/MPR/1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), Bina Pustaka Tama, Surabaya, 1993.

Ogburn & Nimkolf, Sosiology, Houghton Mifflin Coy. New York, 1964, hlm. 291.

Robert W. Richey, planning for Teaching an Introduction to Education, Mc.Graw Hill Book Coy, New York 1968.

Mohammad Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filasafat Pancasila, Usaha Nasional, Surabaya, 1986.

Tim Dosen FIP-IKIP Malang. 2003. Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar